Penerimaan Peserta Didik Baru Online disingkat PPDB online,
sebuah sistem baru milik Dik Nas. Sebuah sistem online yang lumayan canggih.
Ketika calon peserta didik baru mendaftar dan memasukkan no peserta UN langsung
muncul data data peserta UN tersebut, lengkap nilai ujian, alamat dlsb dari
peserta UN, disini adalah siswa/siswi dari seluruh sekolah di Indonesia, sebuah
sistem informasi online yang canggih.
Sebuah sistem yang banyak merugikan calon peserta didik
baru, yang mungkin sebaiknya ditiadakan.
Secara disebut sistem online, sebuah contoh dalam internet
marketing online, seluruh kegiatan transaksi dalam sistem online tsbt bias kita
lakukan tanpa meninggalkan dan atau beranjak dari tempat sarana kita melakukan
transaksi online tsbt. Dalam hal ini kita banyak menemui dalam kehidupan kita
sehari hari sistem online tsbt. Beberapa contoh, internet banking, mobile
banking, pembayaran listrik/telepon online yang biasa kita lakukan sehari hari,
pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, demikian juga dengan pembelian atau
belanja secara online pada situs situs di dunia maya sebagaimana kita dunia
internet kita sebut.
Online system / Sistem online kira kira bagaimana yang
terimajinasi dalam dua kata tsbt,?
Order/pesan, kemudian konfirmasi/verifikasi order/pesanan, kemudian tinggal tunngu hasil dari proses kerja sistem online tsbt.
Jika pembayaran internet yang kita lakukan, tinggal tunggu
internet tebt terbuka kembali secara otomatis, walau mungkin secara proses dari
Telkom dibuka oleh orang Telkom di kantor pusat Telkom tsbt, bagi pelaksana
transaksi online tsbt, akan menjadi terlihat otomatis pada sisi pemakai online system / sistem online tsbt.
Menjadi berbeda penterjemahan sebuah sytem online pada milik
sebuah departemen sebuah Negara, Negara Republik Indonesia, sebuah departemen
pendidikan. Semua kita diajarkan menyusun kata, belajar tentang kata dan
artinya pada dari departemen yang bersangkutan tsbt, sebuah hal yang ironis.
Sebuah sistem yang terkoneksi pada database siswa/siswi sekolah dari seluruh Indonesia, yang terlihat sangat canggih, menjadi seperti sebuah sampah yang mesti dibuang ke tong sampah.
Sebuah sistem yang terkoneksi pada database siswa/siswi sekolah dari seluruh Indonesia, yang terlihat sangat canggih, menjadi seperti sebuah sampah yang mesti dibuang ke tong sampah.
Alur kerja pada sistem PPDB, pendaftaran secara online dalam
artian kita bisa melakukan pendaftaran secara online tanpa perlu mendatangi
sekolah-sekolah tempat kita mendaftar, sangat nyaman kelihatannya. Tetapi kita
setelah mendaftar, mesti melakukan verifikasi juga ke sekolah sekolah yang ada
loket secara online, rata rata tiap sekolah ada. Jadi jika kita mendaftar
secara online dari rumah atau warnet pada sekolah A, kita bisa melakukan
verifikasi tidak mesti pada sekolah A tsbt, bisa kita lakukan pada sekolah B,
C, D sampai Z. Kembali terlihat sebuah sistem
yang mendatangkan kenyamanan buat masyarakat Indonesia. Terkadang apa
yang kita lihat, bukanlah apa yang kita lihat.
Loket loket pada sekolah tempat kita melakukan verifikasi, juga merupakan tempat dimana kita bias mendaftar secara online, pada pilihan sekolah yang kita inginkan, jadi bagi yang tidak mempunyai computer atau internet, atau tidak bias ke warnet, bias langsung mendatangi sekolah sekolah dan mendaftar secara gratis serta langsung melakukan verifikasi, melakukan dua pekerjaan langsung pada satu waktu dan tempat, jika dibanding kalau kita melakukan pendaftaran secara online di rumah atau kantor atau wanet, kemudian kita mesti melakukan satu pekerjaan lagi pada tempat lainnya, mendatangi sekolah terdekat yang ada loket online untuk melakukan verifikasi. Online system dibuat orang untuk meringkaskan sebuah kegiatan, jika tidak apakah namanya online system,?
Loket loket pada sekolah tempat kita melakukan verifikasi, juga merupakan tempat dimana kita bias mendaftar secara online, pada pilihan sekolah yang kita inginkan, jadi bagi yang tidak mempunyai computer atau internet, atau tidak bias ke warnet, bias langsung mendatangi sekolah sekolah dan mendaftar secara gratis serta langsung melakukan verifikasi, melakukan dua pekerjaan langsung pada satu waktu dan tempat, jika dibanding kalau kita melakukan pendaftaran secara online di rumah atau kantor atau wanet, kemudian kita mesti melakukan satu pekerjaan lagi pada tempat lainnya, mendatangi sekolah terdekat yang ada loket online untuk melakukan verifikasi. Online system dibuat orang untuk meringkaskan sebuah kegiatan, jika tidak apakah namanya online system,?
Sebuah hal FATAL banyak terjadi pada sytem online yang ada
pada sebuah departemen milik Negara Republik Indonesia tsbt. Sebuah Negara yang
sepantasnya mensejahterakan rakyat pada Negara tsbt. Bukankah demikian dalam
konteks sebuah Negara?
Kesalahan yang teramat FATAL akan terjadi jika seorang calon didik baru tidak melakukan verifikasi setelah mendaftar. Sebelumnya ada beberapa tahap dalam jadwal yang ditentukan dalam proses penerimaan siswa/siswi baru dalam agenda Dik Nas tsbt. Tahap 1 umum, tahap lokal, tahap 2 umum.
Kesalahan yang teramat FATAL akan terjadi jika seorang calon didik baru tidak melakukan verifikasi setelah mendaftar. Sebelumnya ada beberapa tahap dalam jadwal yang ditentukan dalam proses penerimaan siswa/siswi baru dalam agenda Dik Nas tsbt. Tahap 1 umum, tahap lokal, tahap 2 umum.
Jika calon siswa/siswi peserta tidak melakukan verifikasi
pendaftaran yang dilakukannya di rumah/warnet, pada tahap 1 umum, nama
siswa/siswi menjadi seperti hilang dari database Dinas Pendidikan Negara
Republik Indonesia, siswa/siswi tsbt tidak diperkenankan lagi untuk mengikuti
pendaftara tahap tahap selanjutnya. Walaupun siswa/siswi tsbt masih berstatus
sebagai warga Negara Republik Indonesia, sebagai warga yang terdaftar sebagai siswa/siswi yang bersekolah pada Negara tsbt. Padahal dalam database bukankah masih tersimpan data siswa/siswi tsbt? Terkadang prosesor pada sebuah benda lebih canggih dari prosesor pada manusia, padahal benda tsbt dibuat oleh manusia, terlihat ironis, sangat ironis.
Secara nalar kita sebagai orang yang berpendidikan, sebuah
sistem yang benar benar canggih akan mensortir secara otomatis berdasarkan
nilai atau ketentuan atas suatu nilai yang ditentukan oleh pelaksana dari sitem
tsbt. Jika kita mensortir berdasarkan nilai tertinggi kemudian membatasi dengan
kapasitas yang ditentukan pada jumlah kapasitas tertampung pada sebuah sekolah,
nilai yang dibawah dari ketentuan yang tertampung pada sekolah tsbt akan
tereliminasi dengan sendirinya secara sistem, tertemuilah sebuah nilai terendah
dari sebuah kapasitas pada sekolah tsbt, yang kemudian bias dihasilkan nilai
rata rata tertampung yang diterima pad sekolah tsbt.
Sistem database kembali berproses menghilangkan peserta yang sudah terterima sejumlah kuota pada tahap satu, untuk dipisahkan pada tahap berikutnya. Disinilah yang menjadi hal FATAL pada sitem online penerimaan siswa/siswi baru tsbt. Pemilik sistem memasukkan sebuah nilai yang rasanya tidak diperlukan, verifikasi, bukankah pada tahap proses penerimaan siswa/siswi baru ada tahap lapor diri?
Sistem database kembali berproses menghilangkan peserta yang sudah terterima sejumlah kuota pada tahap satu, untuk dipisahkan pada tahap berikutnya. Disinilah yang menjadi hal FATAL pada sitem online penerimaan siswa/siswi baru tsbt. Pemilik sistem memasukkan sebuah nilai yang rasanya tidak diperlukan, verifikasi, bukankah pada tahap proses penerimaan siswa/siswi baru ada tahap lapor diri?
Dimana dan pada sisi mana letak kesalahan sistem yang pasti menghabiskan dana Negara sekian sekian tsbt,? Yang notabene berasal dari dari masyarakat Negara tsbt, yang ternyata pada KTP saya juga tertera Negara ini.
Sesuatu hal bagaiamana dan darimana kita berada dari sudut mana kita melihat tentang sesuatu tsbt tentunya.
Sebuah perumpamaan dalam dan atau untuk hal tsbt mungkin bisa diumpamakan oleh perumpaan berikut.
Orang waras mengatakan orang gila adalah gila.
Orang gila mengatakan orang waras adalah gila.
Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru Yang Harus Verifikasi Lagi Ke Sekolah Setelah Melakukan Pendaftaran Online, mungkin semestinya namanya seperti itu sistem tsbt.
Hal ini saya posting berkenaan dengan kejadian pada anak saya, banyak dari kita sebagai orang tua tentu menginkan anaknya bersekolah pada sekolah negeri. Sosialisasi sistem rasanya tidak saya temui. Jika memang dari nilai UN yang meneybabkan anak kita tidak tersaring pada sekolah negeri tsbt, mungkin kita akan menerima, mau tidak mau mesti terima, sebab, kita tentu akan mengalah pada anak anak yang ternyata memang kemampuannya lebih diatas anak kita, tertunjukkan oleh hasil UN tsbt, bagaimana jika ternyata memang dari hasil yang tersaring dari hasil UN pada sekolah negeri ternyata sebenarnya ada yang lebih dari yang tersaring oleh karena kebodohan dari penyedia sistem,?
Hal tsbt berasal dari sudut saya, dari sudut penyedia, yang notabene merupakan milik Negara dimana saya berada, sebagiamana perumpamaan yang saya buat diatas tentunya.
Entah kapan Negara ini akan menjadi Negara yang didambakan oleh semua rakyatnya.
Mimpi kali yeee,…
0 komentar:
Posting Komentar