Sebuah kehidupan sepertinya merupakan sebuah siklus yang terjadi teramat biasa di dunia ini. Berapa banyak manusia yang dilahirkan setiap harinya di muka bumi ini. Seperti berapa banyak manusia yang kembali kepada Nya, yang jasadnya dikuburkan atau dengan cara yang sesuai dengan kepercayaan masing masing. Berapa banyak coba ? Adakah kita menghitungnya tiap hari ? Mungkin ada yang mendata kelahiran, kematian, tapi mungkinklah angkanya pasti ?
Adakah yang tahu sudah berapa lama siklus itu terjadi ? Seperti ada kah
yang mengetahui sudah berapa lama kah dunia ini seperti ini ? Kenapa juga
kita harus berpikir ke sana ? Benar buat apa ? Sedangkan buat berjuang untuk
selalu hidup aja kita sudah pusing, teramat pusing mungkin. Lantas buat apa kita memikirkannya, betulkan ? Setuju. Dalam perjalanan hidup kita pasti mengalami bermacam macam hal. Bisa masalah cinta, materi, keinginan akan anak yang belum tercapai, dan masih banyak, amat banyak sekali pastinya.
Kita dilahirkan, menjalani masa kanak kanak, meningkat remaja, dewasa, menikah, menjadi orang tua, renta, pikun. Pada saat menjadi orang tua, kita mempunyai anak, yang kadang kita seperti teringat akan masa kita waktu siklus itu terjadi pada kita. Seperti DEJAVU, kadang kita merasakannya. Seperti mungkin pada saat kita memarahi anak kita yang tidak mau belajar tiba tiba kita seperti teringat sekian puluh tahun yang lalu, terus tersenyum atau nyengir sendiri, sambil berkata dalam hati, “wah iya kayaknya dulu saya dongkol banget kalo pas disuruh belajar seperti ini.
Dunia, kenapa namanya DUNIA, WORLD, dari mana asal katanya ? Sekali lagi ngapain kita mikirin hal itu, benar ? Setuju juga saya. Dalam siklus yang terjadi pada kita manusia semua pasti tidak akan sama dengan manusia lainnya, demikian pula siklus yang sudah kita lalui pasti berbeda dengan siklus yang kita hasilkan. Maksud dihasilkan disini siklus yang berawal dari kita. Paham kan ya ? Seperti ini, siklus pada saat kita menjadi anak kecil, tidak akan sama terhadap siklus anak kita. Siklus disini mungkin saya menggambatkannya kehidupan dalam arti luas ya.
Umpama mungkin pada saat kita SMA tidak akan sama dengan pada saat anak kita SMA. Dulu dengan memiliki sebuah sepeda saja sudah amat bangganya kita, tapi apakah sama dengan jika anak kita memiliki sebuah sepeda ? Bisa jadi mungkin malah anak kita berkata, yah si bapak, memang kita tinggal di Jogja ? Maaf saya menyebut Jogja sebab sampai sekarang masih melekat di benak ini sebagai kota pelajar yang orang orang nya masih bersepeda, maaf lho..
Mungkin si anak merasa nyaman dan ukurannya pada siklus dia saat ini sepeda motor, atau mobil mungkin ? Itu juga tergantung dari lingkungan sosial tempat si anak. Seperti siklus pada saat terjadi pada lingkungan sosial kita dulu. Seperti salah satu contoh lagi, dulu tahun 1992 saya masuk perbanas Jakarta itu masih inget sekali hanya 3,8 jt. Hanya saya tegaskan disini bukan maksud mengecilkan nilai sebesar itu. Coba sekarang berapa sih masuk perbanas kita harus mempersiapkan uang buat anak kita ? Tak usah itu, dulu pada saat putra pertama saya aja empat tahun yang lalu masuk SD di Al-Azhar itu seingat saya lebih kurang 14 jt. Hehehe, dulu saya sempat berkata, gile gw kuliah dulu cuma 3,8 jt, sekarang anak gw masuk SD aja 14 jeti bok.
Kacau ya ??? Itulah dunia… lho kok ??? Di dunia ini berarti kita harus berusaha untuk memenuhi siklus kehidupan yang terjadi pada siklus kita. Kalau tidak bagaimana ??? Makanya HARUS dan mungkin WAJIB ??? Kalau berbicara akan Wajib, itu seperti nya berkaitan dengan keyakinan kita, Tetapi saya lebih suka berbicara / menulis hal hal yang bersifat universal, yang lebih mungkin bias dipahami oleh manusia pada umumnya, karena tiap kita belum tentu sama keyakinannya bukan ??? Bukan pula saya takut atau tidak mau membenarkan atau menegakkan keyakinan saya, bukan, karena saya merasa masih banyak harus belajar mengenai hal tersebut.
Hidup ini seperti cuaca mungkin ya ? Ada juga yang bilang hidup ini ibarat roda. Yah itu kita saja yang bisa merasakan dan mempelajari nya. Dari semua perjalanan hidup yang sudah kita lalui dan dari orang orang yang kita kenal. Apakah gunanya, adakah gunanya ? Ada. Buat kita lebih dewasa, lebih bijaksana, atau supaya kita tidak menjadi seperti yang dialami orang / manusia tersebut. Nah kalau orang itu berhasil atau sukses berarti kita tidak ingin seperti itu ? Yah salah kalau seperti itu. Kalau bisa kita harus lebih dari orang tersebut.
Berarti kalau orang itu kaya kita harus lebih kaya. Apakah seperti itu ? Nah bingung juga jawabnya ya ? Ya dan Tidak. Ya kalau kita mampu melakukannya, Tidak jika kita tidak sanggup melakukannya. Disini kembali kepada kita manusia, manusia tidak akan sama antara satu dengan lainnya, seperti kemampuannya, tidak akan sama, terakhir mungkin jika berbicara dari keyakinan kita yaitu TAKDIR. Tidak akan sama. Kita boleh berusaha untuk bisa lebih dari apa yang di hasilkan manusia lain, tetapi jika memang tidak bisa juga atau tercapai keinginan kita, ya sudahlah. Itu sudah TAKDIR. Tetapi satu lagi apa kah kita sudah barengi dengan doa ? Yah yang ini juga sesuai dengan keyakinan yang kebetulan keyakinan saya adalah agama Islam.
Dengan kita berusaha dan berdoa akan menjadikan kita selalu terjaga. Selalu akan menjaga kita dari suatu sifat yang dalam agama saya sombong dan takabur. Mungkin tidak keberatn jika saya agak menulis mengenai sedikit pengulasan atau semacam pola pikiran saya berdasarkan keyakinan saya, biar mungkin agak enak saya menulis sebab sesuatu pasti harus ada kiblat/aturan/dasar dari sesuatu hal. Yang mungkin tidak akan sama jika ada yang membaca ini tidak satu keyakinan dengan saya.
Sebab saya tidak menutup mata bahwa di dunia ini ada beragam keyakinan. Dan saya juga ingin ini dibaca oleh banyak orang dari berbagai keyakinan. Bagi saya yang penting segala sesuatu bisa kita ambil hal yang positif yang bagus yang bisa digunakan dalam perjalanan siklus kehidupan kita. Juga yang saya tulis sebatas pengetahuan saya terhadap semua yang telah saya pelajari atau lewati dari hidup saya. Jadi jika ada kesalahan dari apa yang saya tulis mohon maaf, bukan maksud sengaja saya, tapi karena pengetahuan yang saya pelajari salah saya menafsirkannya atau belum sampai pengetahuan saya. Untuk itu saya minta tolong diingatkan. Sebab baru kali ini saya untuk mencoba menulis sesuatu yang panjaaaannnnggg. Biasanya saya nulis sepenggal penggal tentang apa yang saya rasakan atau saya alami.
Dalam kehidupan dunia kita akan saling bersaing terhadap sesama kita, wajar. Setiap kita pasti ingin buat mencapai kehidupan yang baik. Jadi kadang timbul pertanyaan di hati saya, apa tujuan hidup kita ? Apa ? seperti telah saya tulis hidup ini seperti siklus, terakhir dari siklus kita kemana ???
Lantas begitu saja setelah kita membuat sebuah siklus baru dan mengakhiri siklus kita, selesai begitu ? Kembali saya berpikir mungkin lebih baik dan lebih enak jika saya menulis menurut yang saya yakini sepertinya ya. Biar lancar saya nulisnya gitulohh. Bukan maksud buat mempengaruhi yang tidak satu keyakinan dengan saya, TULUS saya berkata/menulis kata TULUS tersebut. Kembali setelah kita mengakhiri siklus kita, setelah itu apa persiapan kita, yang kita bawa ? Apakah yang kita usahakan di dunia bisa kita bawa ?
Terlalu dramatis mungkin pertanyaan tersebut ya ? Saya mempunyai tiga orang anak, dua putra dan satu putri, amat sayang dan begitu mencintai saya kepada mereka. Wajar bukan ? Sangat wajar saya rasa, itu pula yang selalu menjadikan saya menahan diri untuk mengakhiri rumah tangga yang saya jalani. Seperti saya rasa banyak terjadi di dunia ini pada saat berpacaran mungkin teramat cinta dan sayang kepada pasangan kita. Tetapi setelah menikah kok rasanya jadi beda ya, mungkin lama lama terasa hambar, lama lama jadi enek, tapi banyak juga yang bisa selalu mesra. Pasti saya rasa.
Jadi menurut saya, tergantung bagaimana kita menjalani hal tersebut, kita yang lebih mengerti akan pasangan kita, kita yang tahu apa keinginan pasangan kita, kita yang bisa menyelesaikan semua, apapun yang menjadi permasalahan antara kita dan pasangan kita, saya rasa. Jika atau mungkin boleh boleh saja sih kita meminta advice atau pendapat kepada orang lain, teman, sahabat, orang tua, saudara, tapi apakah mereka mengetahui dan benar benar merasakan apa yang kita alami dan permasalahkan ?
Ada sepuluh orang kita minta pendapat, baik itu teman, saudara, orang tua, sepuluh pendapat yang berbeda pula kita mendapatkannya, menjadi teratasi atau menjadi semakin bingung kita ? Belum lagi jika ada umpama, ini umpama loh, kita ada meminta pendapat kepada teman, dan teman itu kebetulan menaruh hati kepada kita, so…. Apakah yang terjadi ? Ini bukan bermaksud berpikir negative ya, tapi saya merasa dan amat yakin banyak terjadi diantara kita, ini perasaan saya aja lho.
Kalau memang tidak seperti itu, bagus, tidak usah kita bahas atau kita fikirkan lebih lanjut. Tetapi alangkah baiknya kita membahas yang buruk, supaya jika memang terjadi jadi kita ada persiapan buat menanggulanginya, Tapi jadi ketawa sendiri saya, sebab saya pernah juga menulis mengenai alam semesta ini akan merespon energi positif jika kita berpikir positif dan demikian juga akan direspon negative, jika kita berpikir negative, tapi saya rasa kita dapat menempatkan porsi porsinya. Bukan mencari pembenaran saya, tapi kalo memang sudah kejadian umpama suami istri, jangan sekali kali berpikir buat berpisah, lalu kita seperti ada semacam persiapan jika hal itu akan terjadi, yakinlah, itu besar kemungkinan akan menjadi kenyataan, bukan pula maksudnya mendahului DIA, tapi menurut saya kita seperti sudah berniat. Di sini saya membahas jika sudah terjadi pertengkaran, beda dong, kalau tidak sama pikiran saya terserah, hehehehe… maaf manusia kan selalu berbeda, pinter aja ngelesnya ya, wat ever lah. Jika memang sudah terjadi, pertengkaran dan perselisihan, kita mencari buat curhat, salah. Karena sama saja kita membuka rahasia rumah tangga kita. Di sini kata rumah tangga beda dengan yang masih pacaran ya teman. Kalau masih pacaran sih terserah mau curhat berapa banyak juga, syukur syukur malah ketemu jodohnya, jadi bisa langsung merid, hahahaa, bener gak dari pada bikin dosa mulu.
Nah jika terjadi pertengkaran, kita curhat, kebetulan orang yang kita curhati menaruh hati, gawattt, sangat gawatttt, bisa jadi persoalan di otak kita hilang, menjadi nyaman, dan pengen ketemu terus dengan orang tersebut, lah bukannya enak otak jadi enteng ? Iya otak enteng, dosa berkata selamat datang wahai saudaraku. Dan kita akan semakin menambah persoalan baru yang lebih dahsyat.
Suami istri harus ada komitmen, dalam berpacaran aja seharusnya kita harus ada komitmen. Sebenarnya semua kehidupan kita harus punya komitmen, Yang paling utama mungkin di bikin komitmen bagaimana bertindak jika terjadi pertengkaran, tiap pasangan pasti berbeda cara menagatasinya. Kalau menurut saya, karena saya yang lagi menulis ini, jadi saya yang bicara, mengerti…hahahah…kalau menurut saya, diem, diem aja.
Masak air setelah panas bisa kita minum gak ? Bisa, siap siap aja langsung ke rumah sakit, sama, sama aja, lagi ribut, pengen selesai juga saat itu, siap siap aja masuk rumah sakit. Mending diem, biar airnya dingin dulu, baru mungkin kapan dibahas, masih anget, jangan diminum dulu, tunggu lagi, pasti, ahhh, pasti jadi akan mesraaa lagi, mungkin malemnya bisa kayak pengantin baru kali ya,…sssttt…..Tapi itu bisa terjadi jika ada komitmen…KA O EM I TE EM E EN. KOMITMEN.
Masak air setelah panas bisa kita minum gak ? Bisa, siap siap aja langsung ke rumah sakit, sama, sama aja, lagi ribut, pengen selesai juga saat itu, siap siap aja masuk rumah sakit. Mending diem, biar airnya dingin dulu, baru mungkin kapan dibahas, masih anget, jangan diminum dulu, tunggu lagi, pasti, ahhh, pasti jadi akan mesraaa lagi, mungkin malemnya bisa kayak pengantin baru kali ya,…sssttt…..Tapi itu bisa terjadi jika ada komitmen…KA O EM I TE EM E EN. KOMITMEN.
Wah panjang bahas masalah yang ini ya, kembali ke setelah kita mengakhiri sebuah siklus kehidupan kita, kemana kita ? Maunya kita kemana, kemana aja bole. Iya ??? Terserah kemana maunya anda, karena keyakinan kita mungkin tidak sama, maka cari jawabannya masing masing, saya juga akan mencari jawaban buat saya, karena cerita selesai sampai disini, karena juga siklus pada diri kita bukankah sudah berkhir ? siklus yang terjadi yang kita hasilkan akan belajar sendiri, belajar dari apa yang sudah dijalaninya, apakah kita sanggup buat membuat siklus itu jadi seperti mau kita ? Bisa bisa siklus kita berkata, ahhh si babe, sekarang mah udah beda kaleee zamannya. Emang enak nanti dibilang seperti itu, saakkiittt, bener gak ?
Jadi sebelum siklus ini berakhir masih berapa lama kita buat mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan keyakinan kita ? kita sendiri yang mengetahuinya bukan ??? Apa ada orang yang mengetahui selain anda ? Terserah mau ngemeng apa emang gw pikirin toh buat anda sendiri, gak ngaruh buat saya. Hehehehe…
Terakhir kata selamat menikmati dan mempersiapkan akhir siklus anda. Jangan lupa PASPOR nanti dibawa sebab nanti gak boleh masuk, eh ngomong ngomong sudah pada bikin Paspor ??? Kalau belum bikin segera kalau gak mau repot telp aja biro jasa. Hahahaha.. sampai ketemu di tulisan berikut kalau masih belum tamat siklus saya yaaaaaaaa……..
JAKARTA 192311082010
0 komentar:
Posting Komentar